Monday, January 5, 2009

Ikhlas



Kata yang mudah diucapkan, namun susah untuk dijalankan. Sering juga kita dengar sewaktu pelajaran PPkn atau pelajaran Agama sewaktu di sekolah. Memang 'Ikhlas' merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kedua mata pelajaran tersebut sewaktu di sekolah. Karena 'ikhlas' berhubungan dengan hati atau perasaaan.

Jika kita ikhlas, dalam melakukan apa pun kita tidak akan merasa tebebani, malas, dan semua perasaan yang membuat mood ( suasana hati ) kita menjadi kurang enak. Namun sesuatu itu susah untuk dijalani dengan dasar keikhlasan. Menurut saya ikhlas akan muncul dengan sendirinya jika sesuatu itu berkenan dengan hati kita.

Dalam kehidupan sosial, jika kita berkenan untuk bertemu teman, sesempit apapun waktu yang kita punya, kita pasti meluangkan waktu untuk itu. Karena hati kita berkenan untuk melakukan itu, dan mungkin ada kebutuhan untuk bersosialisasi. Dalam dunia pendidikan, seorang anak akan dengan sendirinya belajar dengan giat suatu mata pelajaraan yang dia sukai, karena pelajaran tersebut bekenan di hatinya. Dan sebaliknya, meski anak sudah dimarahi atau bahkan dihukum, dia akan malas untuk belajar mata pelajaran yang tidak disukai. Tidak jauh berbeda dengan pekerjaan, orang akan bekerja dengan giat jika menyukai pekerjaan itu.

Ada banyak faktor yang menjadikan suatu kegiatan menjadi berkenan atau tidak bekenaan dengan hati seseorang. Salah satunya sesuai dengan hobi, atau sesuatu yang bisa membuat perasaan menjadi lega, lingkungan yang mendukung, baik itu lingkungan dalam masyarakat, keluarga, dan sekolah atau tempat bekerja.

Saya mendapat suatu kesimpulan, ikhlas berkenaan dengan kelegaan hati dalam melakukan suatu tindakan, dan tindakan itu akan membuat suasana hati kita berubah, menjadi senang ( seperti anak kecil sewaktu menerima buah tangan dari orang tuanya) atau menjadi serba tidak enak karena memang tidak menyukai tindakan tersebut. Bagaimana menurut anda?

No comments: