Friday, December 26, 2008

Sukses



Siapa orang yang tidak ingin sukses? Jawabannya pasti tidak ada. Namun pernahkah anda menilai seseorang itu sukses atau belum sukses. Apa yang menjadi standar pernilaian sukses menurut anda?

Untuk pelajar apa tolak ukur kesuksesan menurut anda? Nilai yang selalu bagus dan menjadi bintang kelas? Apakah seseorang yang selalu mendapat peringkat akhir pada waktu menerima rapor dan pada suatu saat ia mendapat peringkat setengah dari jumlah murid dari suatu kelas bukan merupakan sebuah kesuksesan? Apakah pelajar baru bisa dibilang sukses jika masuk dalam 3 besar? Bagaimana dengan pelajar yang nilai rata-ratanya 7 sedangkan peringkatnya masih di tengah-tengah saja, apakah dia termasuk bukan orang yang sukses ?

Sebagai seorang yang sudah bekerja, apakah dapat membeli sepeda motor sudah bisa dibilang sukses? atau haruskah dia mampu membeli mobil? atau harus mampu membeli rumah? rumah yang tipe sederhana, atau rumah bertingkat? Anda tentu dapat mimilih mana yang termasuk sukses menurut pandangan anda. Atau anda mempunyai tujuan pencapaian yang lebih. Merupakan hal yang wajar, untuk tetap menjaga motivasi untuk berkembang.

Namun apakah adil jika sesorang anda nilai belum sukses berdasar apa yang menjadi tujuan pencapaian anda? atau membandingkan orang lain dengan diri anda? Jawabannya tidak, karena tujuan dan latar belakang untuk meraih sukses seseorang itu berbeda-beda. Dan sudah sewajarnya kita menghargai pencapaian seseorang.

Jadi 'Sukses' itu merupakan hasil pemikiran dari orang, dan itu akan berbeda-beda standarnya. Bagaimana dengan anda? Sudah sukseskan anda?

24 hours a day it's not enough



Masa iya? Hidup 24 dalam sehari tidak cukup ? Ini menurut pendapat penulis :). Subyektif amat? Karena semua tulisan dalam blog ini dibuat berdasarkan pengalaman hidup penulis, jadi saya rasa sah-sah saja untuk menjadi subyektif (agak memaksa, maaf, tapi hal ini menjadi sah karena blog ini milik saya :) ).

Coba kita mulai untuk kebutuhan yang pasti, dalam artian kegiatan yang tidak bisa kita hindari, mulai dari istirahat(khususnya tidur), kita beri porsi 8 jam dalam sehari. Sekali lagi maaf kalo memaksa, pasti ada pendapat dari pembaca, saya cukup tidur 4 jam , saya 6 jam. Tapi ini saya anggap bukan cuman tidur, sekedar santai setelah bekerja, saya masukkan dalam kategori ini. Nah kan , 1/3 dari 24 jam sudah terpakai.

Bekerja, normalnya orang bekerja 8 jam.Jadi saya ambil 8 jam, jika ada pendapat atau kegiatan anda berbeda, ya mohon dianggap sama terlebih dahulu. Hal ini juga termasuk anda yang masih dalam masa pendidikan. Jika anda masih sekolah, mungkin anda menghitung hanya 6 jam, dengan asumsi masuk sekolah pukul 7 dan pulang pukul 13. Tapi anda jangan lupa, biasanya anda harus beajar lagi di rumah, entah itu les privat, entah itu anda mengerjakan PR(pekerjaan Rumah), atau belajar untuk persiapan ulangan(test) besok. Belajar saya anggap kerja, karena tanggung jawab di masa-masa tertentu ya mencari ilmu, kalau sudah kelar masa studi, ya bekerja. Cukup adil saya rasa jika 8 jam saya beri jatah untuk 'kerja'.

Wah tinggal 1/3 lagi, ini baru 2 kegiatan yang penting. Anda butuh sosialisasi bukan? Salah satu kebutuhan dari makhluk sosial, anggap ini semacam penyaluran hobi. Ada yang hobinya main musik, olahraga, pergi ketemu teman, baca buku, nonton tv. Saya beri porsi 3 jam, cukup kah? kembali ke pribadi masing-masing. Tapi saya rasa lebih dari cukup.

Untuk mengurus keperluan pribadi, contohnya makan, keperluan di kamar mandi(karena ada banyak hal, maka tidak perlu saya sebutkan terperinci),dll. 2 jam untuk kebutuhan ini, saya rasa sudah lebih dari cukup, dengan asumsi setiap kali makan 20 menit dan keperluan mandi 20 menit. Jangan terlalu dirinci kegiatannya, karena ada yang menyangkut privasi :p.

Nah, waktu yang tersisa 3 jam , dengan rincian 8 jam istirahat, 8 jam bekerja / sekolah, 3 jam untuk hobbi, 2 jam untuk keperluan pribadi. Untuk apa 3 jam ini? Banyak jawaban yang akan muncul. Jika orang sudah dewasa atau kost, untuk mengurus rumah, mencuci baju, membersihkan kamar / rumah, apakah 3 jam cukup untuk semua itu ? Apakah anda tidak meluangkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga? berbagi tentang apa yang tejadi hari ini, membicarakan tentang masalah dalam keluarga, dll.

Apakah cukup bagi anda 24 jam dalam sehari? Tapi apapun hasilnya, mau tidak mau anda harus menjawab cukup, karena tidak mungkin kita merubah agar dalam 1 hari menjadi lebih dari 24 jam. Untuk itu manfaatkan waktu sebaik-baiknya dan mulailah mengatur waktu anda, Waktu sangatlah berharga, dan waktu tidak akan dapat diputar kembali (untuk saat ini belum ditemukan mesin waktu :p ). Saya juga sedang belajar mengatur waktu dalam hidup, karena pembelajaran dalam hidup tidak akan pernah berhenti sampai kita kembali kepada Sang Pencipta (maafkan saya kalau penutupnya agak mengerikan).

Sunday, December 21, 2008

Susahnya Jadi Bos



Apa tidak salah? Bos kan kaya, mau apa-apa juga bisa, kalau tidak senang dengan bawahan, tinggal marah, kalau ada kerjaan tinggal suruh pegawainya. Kenapa susah?

Susahnya jadi bos itu banyak, untuk usaha, dia harus bepikir, bagaimana usaha ini berjalan lancar. Kalau usahanya sudah lancar , harus naik ketingkat yang lebih lagi, bagaimana caranya usaha ini bisa lebih berkembang. Kalau sudah bekembang, ada persoalan baru yang muncul, bagaimana mempertahankan perkembangan usaha tersebut. Mengembangkan usaha harus dilakukan secara bekesinambungan.

Bos itu serakah donk ya? Jika dia benar-benar bejiwa bos, ya harus sepeti itu, karena dengan begitu, akan ada jenjang karir untuk karyawannya. Apa anda tidak mengharapkan jenjang karir dalam pekerjaan anda? kalau jawabannya sampai 'iya', saya binggung, tapi kalau anda usil, akan muncul jawaban, 'jabatan tetap terus tidak jadi masalah, namun kenaikan gajinya yang agak lumayan ya'. Aha, saya juga setuju dengan pendapat yang teakhir. Hahahah

Jadi bos juga harus bisa memimpin anak buahnya, bagaimana anak buah dapat bekerja secara maksimal, dan tidak terjadi 'kebocoran'. Iya donk, kalau anak buah tidak maksimal, ya lama-lama perusahaannya yang hancur, kalo tejadi 'kebocoran', perusahaan juga yang hancur. Bagaimana supaya tidak 'bocor', ya bos semesthi pernah melakukan proses atau dapat belajar tentang proses dalam perusahaan. Bagaimana supaya anak buah kerjanya maksimal, ini saya kira butuh pengalaman, menurut saya bos akan dapat mengelola anak buahnya jika ia penah menjadi anak buah. Karena dia tahu apa yang diinginkan anak buah, bagaimana menyikapinya, mungkin juga mengetahui trik-trik nakal (yang bernuansau negatif) yang dilakukan anak buah sewaktu bekerja(tidak menutup kemungkinan dia melakukannya sewaktu menjadi anak buah hahaha, maafkan saya jika ada yan merasa disindir)

Maka itu, kalau jadi bos, ya harus mempunyai jiwa bos(selalu mengembangkan usaha), mental harus kuat, kepemimpinan bijaksana(disegani anak buah, bukannya ditakuti), bepengalaman(untuk sementara ini yang saya temukan).

Hidup Ini Tidak Ada yang GRATISSS



Di jaman sekarang ini , mana ada yang Gratis? Ada, kalo anda salah seorang yang kritis mungkin anda akan mempunyai pikiran kritis, anda akan berpendapat bahwa sembako kadang bisa gratis, dengan catatan ada perayaan hari besar agama tertentu. Contohnya, pembagian sembako sewaktu Natal oleh uman kristiani, wah kebetulan mau NATAL ya hehe, bisa juga waktu hari raya kurban untuk umat muslim. Hahahah, anda benar, ada juga yang gratis ya!!!

Namun lupakan tentang hari raya keagamaan, karena kita akan melihat semua aspek kehidupan , perlu biaya untuk mempelajarinya. Anda ingin bisa atau memahami kegiatan akademis, anda ke sekolah, anda bayar spp. Anda ingin memiliki kemampuan lebih dalam olahraga, anda kursus, anda membayar pelatih, sewa lapangan, membeli peralatan olah raga. Anda ingin bermusik, anda ambil kursus musik, anda membeli alat musik yang anda inginkan , anda kursus.

Ah, masih ada yang gratis, saya belajar otodidak(lagi-lagi orang kritis yang berucap), termasuk saya, saya pernah mempunyai pikiran sepeti itu. Masih ada yang gratis, jaman internet seperti sekarang ini, ada banyak hal di internet yang dapat kita cari untuk pembelajaran supaya kita mempunyai kemampuan tertentu.

Tidak saya sangkal itu, tapi apakah hanya dengan membaca artikel di internet anda akan menjadi seorang yang mempunyai keahlian lebih dalam suatu hal? Saya rasa anda hanya mengetahui teorinya saja, kalo anda ingin benar-benar ahli, anda pasti memerlukan latihan . Saya dapat kata-kata bijak ini dari teman kecil saya,hasil besosialisasi juga, 'Keahlian didapat dari melakukan suatu hal berkali-kali'. Terima kasih IS(inisal dari teman saya), mungkin ini dia juga mendapat dari orang lain, tapi saya tetap berterima kasih kepadanya, karena saya pertama kali mendengar hal ini dan berkesan dari dia.

Kembali ke keahlian, anda butuh praktek untuk menjadi ahli, apakah itu tidak butuh biaya? untuk membeli alat musik? atau apalah itu, saya YAKIN, anda pasti mengeluarkan biaya, sekecil apapun yang anda keluarkan.

Karena hidup tidak gratis, namun tergantung seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mendapat hasil yang maksimal, atau setidaknya 'cukup' menurut anda.

Kursus Kehidupan



Kursus, atau kelas yang membantu seseorang supaya lebih mempunyai keahlian. Ada banyak hal dapat menjadi bahan dalam kursus. Kursus kehidupan, mungkin adalah pembelajaran dalam kehidupan. Banyak hal yang perlu dipelajari dalam kehidupan ini, mengenai ekonomi(mengatur keuangan), Sosial ( berhubungan dengan sesama), Budaya dan masih banyak lagi.

Jaman sekarang ini , mana ada yang GRATIS ???? Begitu pula dengan kursus kehidupan. Jika kita ingin mempunyai kemampuan lebih dalam kehidupan ini, pasti kita memerlukan biaya untuk mempelajarinya. Maka dari itu, judul diatas saya ambil.

Mungkin tidak seperti kursus-kursus yang diselanggarakan pada institusi pendidikan resmi yang banyak kita jumpai, pembayarannya tidak diserahkan kepada institusi tertentu dan tidak ada tutor(pengajar) dalam kurusus kehidupan ini. Pengajarnya ya orang-orang disekitar kita, intitusinya ya kelompok sosial.

Jadi jika ingin belajar tentang peluang usaha, ya sering-sering berkumpul dengan orang yang sudah berwirausaha. Pengajarnya, ya orang yang telah berwirausaha, topik atau pokok bahasannya, ya tentang pengalaman pribadi dari orang yang telah berwirausaha, la yang mungkin jadi pertanyaan, kemana pembyarannya?

Biayanya adalah biaya yang anda kelaurkan untuk bersosialisasi dengan mereka. Meski mereka teman kecil anda, tetangga anda, untuk bekumpul dengan mereka, apakah anda tidak mengeluarkan biaya? Anda mungkin membantah dengan berkata 'Saya pergi makan dengan mereka untuk nostalgia atau refreshing setelah lelah bekerja, kenapa anda(penulis) berpikir itu adalah biaya? kenapa anda begitu pehitungan, sedangkan saya dengan senang hati mengeluarkan uang tesebut'. Anda BENAR, tidak salah sama sekali, anda sama sekali tidak merasa keberatan dan dengan senang hati keluar 'biaya' tersebut. Tapi apakah anda sadar, dengan bekumpul dengan mereka, anda telah belajar tentang kehidupan ini??????? Tidak semua kejadian atau hal dapat anda jalani atau lakukan sendiri untuk mengerti esensi atau intisari dalam kehidupan ini. Ingat, kita hanya mempunyai waktu 24 jam sehari, sangatlah tidak mungkin kita menjadi manusia SUPER untuk mengalami sendiri semua kegiatan untuk belajar semua hal di dunia ini.

Dengan bersosialisi dan berbagi itulah kita mendapat pelajaran hidup, bukan cuman anda yang mendapat pelajaran hidup, PASTI teman-teman anda juga mendapat intisari dari kehidupan dari pengalaman anda.

Thursday, December 18, 2008

Penginggat



Terlalu banyak hal yang terjadi di sekitar kita, terlalu banyak pula pelajaran yang kita dapat dari situ, dan pelajaran yang mungkin berguna di esok hari mungkin sudah tertumpuk dengan hal baru hari ini. Pelajaran yang kita dapat selama kehidupan ini, saya ibaratkan seperti buku yang tersimpan dalam lemari besar, atau mungkin lebih tepatnya perpustakaan. Ada banyak buku hasil pembelajaran hidup, dengan berbagai judul, ada yang tentang kehidupan sosial, ekonomi, spiritual, moral dan masih banyak pembelajaran dalam hidup ini.

Buku-buku atau pembelajaran hidup tersebut akan selalu bertambah seiring dengan bejalannya waktu. Dan karena banyaknya hal yang kita dapat, terkadang kita lupa dengan hal yang pernah kita dapat pada masa lalu.Kita butuh suatu media atau komunitas untuk selalu mengingat pelajaran hidup itu. Komunitas sosial, dimana kita sering berkumpul, mungkin karena memiliki hobi yang sama, atau teman bermain, akan selalu membuat kita teringat apa saja pembelajaran hidup yang pernah kita dapat. Tidak menutup kemungkinan, kita diingatkan akan suatu hal oleh orang yang telah lama tidak kita jumpai, karena berbagi pemikiran setelah lama kita tidak bertemu, kita ngobrol, dan sampailah pada suatu titik untuk mengingatkan kita akan suatu pelajaran hidup.

Komunitas atau interaksi sosial sangat berguna untuk kita membangun hidup yang lebih baik, karena dari situ kita banyak memetik berbagai pembelajaran hidup. Dan pembelajaran hidup itu tentunya sangat berguna bagi kita nantinya. Baru-baru ini, saya bertemu teman lama, sebenarnya kami sudah lama kenal, dan tetap menajaga kontak, mungkin dia baru mulai tertarik dengan suatu hal yang dulunya pernah saya dalami, dia memberikan kepada saya sebuah file berisi tentang kehidupan ekonomi. Sungguh pengalaman yang luar biasa, saya kembali teringat dengan apa yang dulu pernah saya pelajari, dan jujur bahkan hal tersebut hampir telupakan oleh saya, mungkin karena lingkungan kerja atau komunitas sosial yang berbeda. Dari hanya berbagi suatu file, saya menjadi terpacu kembali untuk membangun impian saya, atau setidaknya tersadar akan impian yang pernah saya cita-citakan dan sempat terlupakan.

Ya, Sebagai makhluk sosial, kebutuhan akan bersosialisasi sangat kita butuhkan, dan jangan membeda-bedakan dalam persahabatan. Karena dari berbabagai latar belakang sahabat, kita akan menemukan sesuatu dalam sudut pandang yang berbeda, ini memungkinkan kita untuk mendapatkan hal baru dalam hidup.

Hidup ini indah dan selalu dinamis.

Tuesday, December 16, 2008

Cukup



Satu kata yang sederhana, namun besar maknanya. Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya apa arti 'CUKUP'? ada beberapa definisi yang sudah saya temukan, namun itu belum mewakili semuanya (menurut saya).

Cukup kaya kah anda jika mempunyai motor? sebagian akan menjawab iya, dan sebagian lagi tidak. Cukup kah anda setelah berhasil membeli mobil? Cukupkah setelah rumah idaman anda dapatkan?jawaban yang sama akan muncul kembali.

Jadi di titik mana anda akan bekata cukup? Titik itu bukan suatu patokan untuk setiap orang, dan akan bebeda di titik mana orang akan bekata cukup. Karena 'CUKUP' untuk masing-masing orang itu berbeda, dan hanya orang itu yang mengtahuinya. Dan jika sebagai makhluk sosial kita ingin dipandang 'CUKUP', akan menjadi tiada habisnya, karena kita hidup dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda.

Cukup, akan kita capai setelah kita menentukan sendiri di titik mana kita tempatkan 'CUKUP' tersebut, dan itu sebaiknya disesuaikan juga dengan kemampuan. Mungkin beberapa kalangan akan berkata, bahwa saya termasuk golongan 'NRIMO' atau menerima apa adanya, atau orang yang tidak mempunyai daya juang tinggi untuk mencapai kata cukup. Namun satu hal yang membuat saya memilih 'Nrimo' adalah wejangan(nasihat) dari orang tua, jangan selalu melihat keatas, karena akan membuatmu tersandung. Saya juga setuju dengan pepatah 'gantungkan cita-citamu setinggi langit', karena tanpa itu, anda tidak akan terpacu untuk maju. Namun jika anda terlalu memforsir, apakah nantinya anda tidak cukup untuk menjadi gila??? Stress akan angan-angan yang anda buat sendiri tanpa mengetahui kapan angan-angan itu tercapai?

Gantung angan-anganmu sesuai dengan kemampuanmu, jika angan-angan itu tercapai dan anda akan menganti dengan yang lebih besar, Silahkan saja. karena orang tidak dapat mencapai puncak gunung dengan hanya sekali loncatan, namun puncak gunung dapat dicapai dengan pendakian, maju sedikit-sedikit namun pasti. Bagaimana Dengan anda ????

Apa yang Menjadikan Karyawan Puas????



Uang atau Gaji !!! Jangan munafik, karena inilah yang menjadi alasan utama anda bekerja. Namun menurut saya , ini hanya salah satu faktor yang menjadikan karyawan puas, masih banyak faktor-faktor yang lain yang membuat anda puas sebagai karyawan.

Kembali ke sifat dasar manusia, yang membutuhkan pengakuan dari lingkungan sosial, dalam lingkungan pekerjaan, anda juga membutuhkan itu bukan? Pengakuan atas hasil kerja anda, walaupun hanya berupa hal kecil, berupa pujian atau kata-kata yang membangkitkan semangat. Apakah berat bagi atasan untuk memuji bawahan, atas hasil kerjanya ? Ataukah atasan sudah merasa cukup dengan memberikan gaji????? Bukan hanya atasan , dari teman kerja, yang terkait dengan pekerjaannya, apakah sesuatu yang berat untuk beterima kasih atas bantuan teman kerja anda yang nantinya dapat membantu kinerja anda ? Atau ada pikiran, 'itu kan kerjaannya dia, udah wajar donk kalau dia kerjakan untuk membantu saya menyelesaikan tugas'.

Ya, PENGAKUAN, orang membutuhkan itu dalam pekerjaannya. Walaupun kita tidak bisa munafik bahwa orang membutuhkan gaji yang sesuai dengan pekerjannya, orang tidak akan dengan senang hati bekerja dengan upah minimum dan pujian yang diobral setiap saat.

3 Cara Memimpin Perusahaan



Setelah membaca buku tentang sifat manusia , dan diterapkan pada kelangsungan perusahaan , saya mendapat insprasi bagaimana menjalankan perusahaan. Yang petama bebas betanggung jawab (lebih sering digunakan perusahaan barat), pengawasan yang ketat , atau gabungan dari dua hal tesebut.

Bebas betanggung jawab, cara modern yang dikembangkan oleh perusahaan barat. Perusahaan yang memilih cara kerja seperti ini dalam sistemnya, akan menjadi berkembang jika moral pekerjanya bagus. Memiliki tanggung jawab dan dedikasi tinggi untuk perusahaan. Dan perusahaan akan hancur jika moral pekerjanya rendah, kurang bertanggung jawab, sehingga poduktifitas dari peusahaan itu rendah.

Pengawasan yang ketat menjadi pilihan jika perusahaan memiliki sumber daya manusia yang tebatas, jadi dengan sistem yang diatur dan selalu diawasi , diharapkan akan membuat peusahaan lebih cepat bekembang sesuai dengan harapan. Namun ini juga akan membuat karyawan menjadi jenggah (bosan) pada karyawan dengan moral yang bagus, karena merasa kurang dipercaya dalam menjalankan pekerjaannya.

Sedangkan gabungan dari kedua sistem yang telah dibahas diatas, yaitu bebas bertanggung jawab, dan sesekali ada pengawasan atau target yang harus dipenuhi oleh karyawannya. Ini akan lebih cocok diterapkan di asia pada umumnya, karena budaya di asia yang mengutamakan kebersamaan, dan mulai berkembangnya sumber daya manusia di asia.

Semua ini hanyalah sebuah buah pikiran tentang mengendalikan perusahaan, mana yang cocok diterapkan untuk mengoptimalkan peusahaan anda, silahkan anda pilih sendiri , selamat mengembangkan perusahaan anda.

Aneh untuk Diingat



Aneh untuk diingat?? Kenapa justru aneh yang diingat? Apakah keanehan begitu berarti ?? YAAA, karena aneh itu membekas atau berkesan, jadi aneh lebih mudah diingat. Kalo anda tidak percaya, coba cari pengalaman hidup anda yang masih anda ingat sampai sekarang, atau coba anda ingat-ingat teman kecil anda yang masih anda ingat. Bukankah kejadian yang aneh yang anda ingat? Ataukah teman anda yang aneh yang anda ingat?

Aneh, bukan berarti sesuatu yang harus baik, terkadang ada kejadian yang memalukan yang menjadi berkesan, kejadian yang luar biasa membuat anda malu, namun tak jarang kejadian yang begitu membuat anda bangga atau bahagia yang anda ingat. Begitu pula dengan teman kecil anda, tidak hanya teman yang baik kepada anda yang anda ingat, namun ada juga teman yang sering bertengkar dengan anda dan masih anda ingat sampai sekarang, mungkin masih dengan dibumbui dengan dendam waktu kecil (namun sebaiknya dendam itu anda hilangkan, karena tidak ada gunanya orang bermusuhan, nb : menurut pendapat saya, karena itu hanya buah dari darah muda ).

Teman atau kejadian yang biasa-biasa saja akan mudah dilupakan oleh seseorang, karena itu tidak bekesan. Dan sudah menjadi kebutuhan dari manusia untuk diakui oleh kelompoknya, jadi jika ingin diingat oleh teman anda, jadilah seseorang yang aneh , bisa menjadi orang yang memberikan kesan baik ( lebih disarankan) atau buruk . Pilihan ada di tangan anda.

Friday, December 5, 2008

Memanusiakan Manusia



Dalam bekerja, merupakan sebuah kebohongan besar jika tiak memikirkan materi (gaji), karena itulah hakikat atau tujuan utama orang bekerja. Tapi yang mungkin tidak bisa dipandang sebelah mata, orang bekerja juga membutuhkan hal yang lain, sesuatu yang tidak dapat diukur secara materi, yaitu PENGAKUAN atas pekerjaannya.

Pengakuan??? Orang narsis (sangat mencintai diri sendiri/ bangga dengan diri sendiri/ Percaya diri yag berlebihan , nb = menurut saya, maaf kalau salah mendefinisikannya), mungkin begitu pikiran sebagian orang. Namun coba anda pikir dan rasakan, jika hasil kerja kita hanya ditanggapi datar oleh rekan kerja atau atasan kita, apakah ada sedikit kekecewaan?? Apalagi jika hanya cemoohan atau celaan atas hasil kerja kita, betapa dongkolnya kita.

Sebenarnya hal kecil juga bisa merupakan suatu pengakuan, cuman terkadang kita tidak menyadarinya. Dengan hanya berkata "Terima Kasih atas laporannya" ini suatu ekspressi kecil atas pengakuan atas hasil kerja, apakah berat untuk mengatakannya??? Jika memang ada kekurangan atas hasil kerja rekan atau bawahan, bisa juga dengan cara yang lebih halus, " Tolong lengkapi / perbaiki laporan ini". Tentunya ini akan membuat suasana kerja lebih enak.

Pada intinya, hal kecil bisa membuat orang lebih merasa dihargai. Kata "tolong", "terimakasih", "maaf", sebenarnya kata-kata yang sederhana, tapi dalam maknanya, dan hal ini sering tidak kita sadari.

Berbohong Untuk Kebaikan(White Lie)



Pernahkah kita berbohong ? Jawabannya pasti pernah, entah itu hal kecil ataupun hal yang besar. Untuk sekedar membuat suasana tidak bertambah runyam , atau untuk menutupi kesalahan yang tidak jarang merupakan dosa besar. Apakah benar jika kita berbohong dan menggangap hal itu sah, jika alasan yang saya berikan untuk meredakan suasana???

Jawaban saya adalah iya, karena dengan berbohong untuk mendapat keadaan yang lebih baik kadang memang diperlukan. Sebagai contoh, seorang anak akan berkata tidak pernah berjudi jika ditanya oleh orang tuanya, di sisi lain sang anak mempunyai kebiasaan berjudi, walau mungkin hanya dalam lingkup yang kecil, dengan taruhan yang tidak terlalu besar, hanya 100 perak tiap mata. Namun tetap saja namanya berjudi, dan untuk menghindarkan pertengkaran atau lebih tepatnya "kuliah" dari orang tua, sang anak lebih memilih bekata tidak pernah berjudi saat ditanya oleh orang tuanya. Dengan mendengar jawaban sang anak, orang tua merasa lebih lega.

Namun sikap setuju saya untuk mendukung white lie akan lebih berarti jika dari segi orang yang melakukannya memang bisa membatasi diri, untuk tidak melakukan lagi atau dengan kadar yang lebih rendah, dapat menekan perbuatan dosanya. Contohnya, si anak tidak akan menjadi penjudi besar, hanya menjadikan judi untuk ajang berkumpul dengan teman-temannya saja, atau akan lebih baik jika dia bisa berhenti berjudi.

Dan mungkin white lie tidak diperlukan jika pihak yang akan menjadi "korban" (dalam kasus ini orang tua) mempunyai toleransi kepada orang lain. Namun tingkat toleransinya juga jangan terlalu besar, karena akan menjadi suatu kelonggaran dan tidak akan membuat anak menjadi jera, lebih parahnya lagi karena merasa orang tuanya mempunyai toleransi , si anak mengartikan itu sebagai "lampu hijau", dan jadilah ia menjadi penjudi besar.

Anda mungkin akan menjadi binggung setelah membaca paparan saya di atas, apakah setuju atau tidak dengan white lie. Saya sendiri juga baru belajar tentang hidup, hidup itu dinamis, bagai anda sedang bermain layang-layang, kadang anda perlu menariknya dengan cepat supaya layang-layang tetap terbang tinggi, kadang anda juga harus mengulur benangnya. Hanya 1 kesimpulan saya, jadilah orang yang flexible, namun bertanggung jawab. Sebenarnya White Lie Tidak Diperlukan , jika kita memang mau untuk mengeliminasi kesalahan hidup, saya tidak berkata untuk tidak berbuat kesalahan, karena kita manusia, manusia tidak ada yang sempurna (saya takut ini akan dijadikan alasan untuk pembenaran atas dosa :) ).

Jadi berbuatlah yang terbaik untuk Hidupmu, semoga akan menjadi baik adanya , saya juga sedang berusaha :)

Jika Hari Esok Tidak Datang



Sebuah kalimat yang bisa membuat sebagian orang menjadi merenung akan arti kehidupan, bahkan bisa membuat sebagian orang lain menjadi panik atau merasakan kengerian. Topik ini terinspirasi setelah saya melihat tayangan motivasi di stasiun televisi swasta di indonesia ( Metro TV) pada hari minggu (30 November 2008) petang. Disana dibahas tentang kebudayaan bangsa indonesia (pada umumnya) yang kurang ekspresif, sangat berbeda dengan kebudayaan barat, dimana orangnya lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan.

Dengan menunda melakukan suatu niatan, anda akan melewatkan suatu masa atau momen, dimana momen itu tidak akan dapat dikembalikan. Pada kehidupan sosial, anda akan merasa sangat menyesal, karena tidak mengatakan sayang atau berkomunikasi lebih hangat kepada orang yang anda sayangi, mungkin hanya karena ego dan harga diri. Anda susah untuk mengatakan 'aku sayang kamu' kepada orang tua, pasangan hidup atau saudara, karena malu atau harga diri untuk mengekspresikannya. Dan momen itu belum tentu dapat anda peroleh kembali, pada acara kemarin tidak sedikit orang yang menyesal, karena tidak bisa mengungkapkan perasaan sayang-nya kepada orang yang disayangi, karena orang yang disayanginya telah meninggal.

Mungkin karena topik utama acara itu untuk kesuksesan bisnis, maka kalimat tersebut juga disangkut-pautkan dengan trik untuk mendapatkan sukses dalam pekerjaan. Dengan mengambil sudut pandang, jika orang tidak melakukan penundaan, maka diri dan kariernya akan berkembang juga. Dan tingkat penyesalan seseorang atas apa yang tidak dilakukan(penundaan) dalam suatu momentum merupakan tolak ukur sebesar apa atau seberarti apa pekerjaan yang ditundanya.

Hal ini mugkin sudah pernah anda dengar, namun sifat manusia adalah suka mendengar tanpa mau mempraktekannnya. Pengatahuan manusia itu luas, kemauan melakukan adalah pembuka jalan utama. Semoga dengan membaca artikel ini, anda mau memutuskan untuk melakukan sesuatu yang anda tunda.