Friday, March 16, 2012

Go Green !!! feat electric vehicle

Go Green  !!! merupakan frasa yang terasa sering kita dengar dan tidak asing lagi di telinga kita. Arti dari frasa tersebut adalah mengajak kita untuk melakukan aktivitas yang ramah lingkungan.  Banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan untuk (aktivitas) hidup yang ramah lingkunan. Sedangkan feat berarti menampilkan artinya  dan electric vehicle artinya kendaraan bermotor yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Gaya hidup ramah lingkungan menggunakan kendaraan elektrik sebagai alat transportasi.

Tulisan ini terinspirasi dengan tulisan mantan CEO Jawapos (maafkan jika saya salah mencantumkan jabatan anda) Pak Dahlan Iskan pada surat kabar Jawapos tgl 12 Maret 2012. Dengan menggebu-gebu Beliau mendorong dimulainya proyek mobnas(mobil nasional) dengan  konsep yang berbeda, yaitu berbahan bakar listrik, dan memalui tulisan ini saya bersemangat kembali untuk berbagi ide. Meskipun tidak ada latar belakang mekanikal dan elektikal, namun saya tertarik dengan gaya hidup yang ramah terhadap lingkungan.

Konsep kendaraan listrik yang menjadi ide saya adalah kendaraan listrik yang dapat menghasilkan listrik sendiri saat kendaraan berjalan maupun berhenti. Dimana atapnya diaplikasikan panel surya dan menggunakan sistem pengubah daya saaat pengereman menjadi energi listrik untuk mengisi batereinya. Dengan begitu kendaraan ini akan menjadi lebih efisien dan hijau serta membantu pemilik kendaraan  jika malam harinya lupa meng-charge beterinya.

Sebenarnya apa yang menjadikan kendaraan listrik menjadi kurang diminati oleh sebagian besar penduduk dunia? Salah satu faktor kenapa kendaraan listrik kurang diminati adalah akses pengisian bahan bakar. Hal ini tidak akan menjadi kendala yang berarti jika kendaraan tersebut hanya dimanfaatkan untuk keperluan di kota. Tapi akan menjadi kendala jika kendaraan digunakan untuk perjalanan jarak jauh, karena dibutuhkan pengisian bahan bakar(dalam hal ini bateri) sebelum mencapai tujuan dan dana yang tidak sedikit untuk membangun infrastruktur pengisian bahan bakar listrik. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk mengisi baterei juga tergolong lama, kurang praktis jika dibandingkan kendaraan bermotor berbahan minyak.

Namun hal ini bukan menjadi harga mati untuk tidak mengembangkan kendaraan listrik, karena sebetulnya ada beberapa alat dan teknologi yang sudah dapat dipergunakan untuk “sedikit” menutupi kekurangan ini. Kita telah diberi energi secara gratis, yaitu matahari. Dan alatnya pun sudah dijual dipasaran, memang secara ekonomi masih mahal karena (mungkin) belum dibuat secara massal. Atap kendaraan bermotor dapat disusun panel surya untuk mengisi baterei. Dapat kita lihat negara tetangga (Thailand)  kita sudah menghasilkan kendaraan transportasi umum roda tiga (kalau dijakarta lebih dikenal dengan nama bajai) dengan bahan bakar tenaga matahari. Bisa jadi ini juga merupakan prototipe, karena hanya diulas seagai iklan di suatu channel televisi yang membahas tentang teknologi dan alam(discovery channel).

Selain itu, terdapat alternatif lain untuk menghasilkan energi tanpa harus berhenti dan menunggu baterei di-charge. Dapat juga kita menngaplikasikan teknologi yang dipakai di sirkus mobil dunia (formula one), dimana mereka tenaga yang dihasilkan saat pengereman diubah menjadi energi listrik untuk mengisi baterei.

Yang dijadikan alasan utama kenapa kendaraan istrik kurang diminati adalah dari segi ekonomi.  Kendaraan listrik mahal harganya, karena harganya termasuk biaya penelitan dan pengembangan (R & D) dan beberapa komponennya memang mahal. Layaknya lampu LED yang sebenarnya sangat efisien dalam penggunaan listriknya untuk saat ini tidak dapat bersaing dengan lampu hemat energi. Karena nilai keekonomisannya masih jauh dengan lampu hemat energi. Harga lampu LED  lebih mahal  tujuh kali lipat jika dibandingkan dengan lampu hemat energi yang lumensnya( satuan cahaya yang dihasilkan) setara. Sedangkan konsumsi listrik lampu LED ini  “hanya” setengah dari konsumsi listrik lampu hemat energi
 
Panel surya harganya memang semakin terjangkau, namun bisa dikategorikan mahal untuk masyarakat kita. Belum lagi pengembangan untuk merubah daya saat pengereman mennjadi energi listrik serta bataeri yang dapat menampung daya listrik yang besar dan dapat di-charge dengan waktu yang singkat. Namun saya yakin kedua hal ini akan dengan mudah dipecahkan jika janji Pak Dahlan untuk membantu mengembangkan memalui kementrian BUMN benar-benar berjalan. Entah itu dari sisi produksi, dengan  cara mendanai penelitian dan pengembangannya atau kebijakan keuangannya (subsidi harga jual kendaraan listrik).

Ulasan dan ide diatas dapat juga diserap dan dipergunakan oleh Pak Jokowi (walikota Surakarta) yang telah berhasil mengangkat pamor mobil nasional(dalam hal ini esemka). Jika mobil nasional kita mempunyai nilai lebih, yaitu ramah lingkungan, bukan hanya masyarakat kita secara nasional saja yang antusias, tidak menutup kemungkinan produsen mobil tingkat dunia akan tertarik. Dari sini negara kita dapat mencuri perhatian dunia dan diperhatikan dunia, karena masyarakat dunia (khusunya negara maju) menaruh perhatian yang banyak tentang isu pemanasan global.  Dan ini merupakan penerapan dari hidup  yang ramah lingkungan. Karena kendaraan listrik tidak menghasilkan gas CO2 yang dapat membuat lapisan ozon kita rusak dan mengakibatkan pemanasan global.

Penerapannya dapat dimulai dari transportasi umum(seperti angkutan kota / angkot,busway,bajai), dimana banyak orang membutuhkan transportasi ini dan tentunya para pengguna transportasi umum akan senang karena tarifnya tidak mengalami banyak kenaikan seiring naiknya harga bahan bakar minyak. Suatu hal yang mustahil jika kenaikan bahan bakar minyak tidak berdampak  pada ongkos angkutan umum( meskipun sudah memakai kendaraan listrik), karena orang yang mengoperasikan transportasi umum juga terkena imbas dari kenaikan bahan bakar minyak. Harga kebutuhan pokok menjadi meningkat, karena biaya produksi dan distribusi ke barang  kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Setidaknya dengan adanya kendaraanumum yang berbahan listrik dapat menekan salah satu pos pengeluaran dari masyarakat banyak.

Semoga ide ini dapat membantu kita terlepas dari ketergantungan akan bahan bakar minyaK,dan yang lebih penting lagi dapat mengurangi polusi udara dan membuat dunia semakin panjang umurnya.