Thursday, February 25, 2010

Misi penyelamatan

TENANG, ini bukan situasi bencana, perang ataupun penyandraan. Namun yang akan saya bahas adalah sesuatu yang berhubungan dengan perekonomian.

Saat krisis global melanda dunia, banyak tulisan di koran ataupun berita di televisi ataupun radio yang membahasnya. Namun yang memberi kesan mendalam adalah tulisan Pak Dahlan Iskan di harian jawapos. Dalam artikelnya, Pak Dahlan membahas apa yang sebenarnya dirasakan oleh orang yang berkecukupan. Apa yang mereka risaukan atas dampak krisis global? Apakah mereka tidak bisa makan ataupun menjalani hidup seperti biasanya, TIDAK. Mereka hanya 'kehilangan' sebagian harta karena penurunan nilai atas kekayaannya.

Penurunan nilai atas harta, sebenarnya yang kita perjuangkan dengan bekerja. Apa itu penurunan nilai atas kekayaan kita? Sebagai contoh saya akan ulas tentang kenaikan harga, dan kebetulan saya bekerja sebagai pedagang. Misalnya suatu barang kita sebut saja celana yang semula seharga Rp. 10.000,- karena suatu hal(kenaikan bahan baku ataupun ongkos jahit) sekarang menjadi Rp. 12.000,-. Lalu dengan anda mulai menjual dengan harga baru untuk stok yang anda beli dengan harga lama, apakah saya mendapat untung lebih? TIDAK. Sebenarnya saya hanya menyelamatkan modal saya. Jika pada awal mula berdagang modal saya dapat membeli 20 potong celana, dan pada saat terjadi kenaikan harga stok saya yang tersisa 15 potong sebenarnya saya telah mengalami keRUGIan atas 5potong celana. Kenapa? Karena hasil penjualan 5potong celana dengan harga lama tidak cukup untuk membeli 5potong celana dengan harga baru. Bukankah itu merupakan suatu kerugian?

Begipula yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Karena kemajuan suatu kota, otomatis akan berdampak pada kenaikan biaya hidup. Misalnya 5 tahun yang lalu dengan uang 3ribu rupiah kita dapat membeli nasi pecel berikut lauk 1potong tempe goreng. Namun sekarang untuk barang yang sama kita harus mengeluarkan 4ribu rupiah.

Dengan berbagai uraian diatas, apa hubungannya penurunan nilai kekayaan dengan misi penyelamatan? Misi penyelamatan yang saya maksud adalah bagaimana caranya kita tetap bisa makan, menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya, berdagang tanpa adanya penyusutan perputaran barang. Dan sejatinya inti dari bekerja adalah suatu misi penyelamatan atas kehidupan kita.

Tulisan saya merupakan paparan sederhana dari seseorang yang bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi. Tentunya masih banyak detail ekonomi yang dipelajari pada fakultas ekonomi, namun saya berharap tulisan ini berguna bagi para pembacanya.

Wednesday, February 24, 2010

Dilema mengundang orang

Layaknya orang yang bergembira karena memiliki momen khusus, orang akan merayakannya. Dan menjadi bagian dalam perayaan momen tersebut, tentunya kita ingin berbagi kebahagiaan dengan mengundang kerabat dan rekan kita. Apa yang menjadikan si empunya gawe menjadi bingung dan Menghadapi sebuah dilema di kehidupan ini?

Menyebar undangan. Kalau membuat undangan, tidak terlalu susah, kita dapat memakai jasa perancang undangan dan selanjutnya masuk ke proses produksi. Jika undangan sudah jadi dan SUDAH tercantum nama kerabat dan rekan kita, juga bukan menjadi masalah yang besar untuk mengantar undangan tersebut kepada rekan dan kerabat kita.

Namun yang paling susah adalah proses diantara membuat undangan dan membagikannya. Siapa kerabat atau rekan yang akan kita undang. Kendala pertama adalah banyaknya kuota atau tempat yang dapat kita sediakan sesuai dengan budget atau anggaran kita. Kendala yang paling krusial adalah memilah, mana kerabat atau rekan yang akan kita undang.

Tidak jarang terjadi pertentangan dalam batin sebelum menulis daftar kerabat atau rekan yang akan kita undang. Jika mengundang si A, karena kita dekat dengan A, lalu bagaimana dengan B. B dekat sekali dengan A, namun tidak terlalu dekat dengan kita. Dapat juga kita merasakan kegalauan, bagaimana jika ada kerabat atau rekan yang sakit hati karena tidak undang baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Tidak sengaja dapat disebabkan kita sudah kehilangan kontak atau namanya tercecer sewaktu kita membuat daftar yang akan diundang.

Repot memang, namun suatu waktu kita harus menghadapi itu. Karena itu bagian dari kehidupan sosial. Dan saya untuk sementara 'selamat' atas tragedi diatas, karena budaya di keluarga saya tidak pernah merayakan ulang tahun. Namun suatu hari pasti akan ada saatnya untuk ber-dilema ria dalam membuat daftar undangan.

Saya hanya bisa menyimpulkan, perhatikanlah proses pembuatan daftar undangan dan jika anda sebagai teman atau kerabat yang 'terlupakan' janganlah sakit hati, pahami kesulitan mereka dan doakan saja yang terbaik bagi mereka. Kadang cuek is the best(cuek menjadi pilihan terbaik).

Friday, February 19, 2010

MLM (bagian 3) perbedaan antara MLM dan money game

Karena MLM identik dengan bisnis yang dapat digambarkan dengan skema pohon keluarga, banyak orang terjebak dengan money game, dimana skema yang digunakan sama. Lalu apa yang dapat membedakan keduanya?

Syarat utama sebuah perusahaan dapat dikategorikan MLM adalah adanya produk atau barang yang dijual. Namun bukan sembarang produk dapat dijual dengan sistem MLM. Produk yang dijual harus memiliki margin atau keuntungan di kisaran 50% dari harga jualnya. Semisal produk toples, di pasaran dijual dgn harga kisaran Rp 20.000,- , namun harga jual dari perusahaan multilevel kisaran Rp 100.000,- . Mungkin selisih harga tersebut merupakan biaya untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik dengan jumlah produksi yang terbatas dan tentunya untuk bonus para anggotanya.

Sedangkan ciri-ciri money game, mereka tidak mempunyai produk pasti yang dijual atau produknya tidak memungkinkan untuk dipasarkan dengan target keuntungan 50% dari harga jual. Terkadang ada money game yang mempunyai produk yang dijual, namun yang menjadikan mereka tetap sebuah money game adalah bonus yang diberikan HANYA berdasarkan rekrutmen anggota baru.

Lalu bagaimana dengan usaha pulsa yang meng-klaim dirinya menggunakan MLM? Mereka sebetulnya menggunakan sistem member get member, anggota lama mencari anggota baru, dan anggota lama mendapat bonus sebesar x rupiah atas penjualan anggota baru yang direkrutnya. Ini menurut saya merupakan sistem perdagangan tradisional, dimana mata rantai distribusinya ditransformasikan seperti skema MLM.

Sedangkan MLM di dunia maya yang menawarkan fasilitas seperti blogger, apa memenuhi kriteria MLM? Ya, karena ada barang yang dijual, yaitu domain dan hosting. Serta ada software atau jasa yang memudahkan orang awam yang ingin mempunyai situs dengan nama situs sesuai dengan keinginan mereka(selama nama situs belum dimiliki oleh orang lain).

Thursday, February 18, 2010

MLM (bagian 2) istilah-istilah dalam MLM

Setelah mengetahui sistem kerja dari MLM(multilevel marketing), kita perlu mengetahui istilah-istilah dalam MLM. Saya coba membahas beberapa istilah dalam MLM.

Upline, anggota yang terlebih dahulu menjadi anggota MLM, yang nantinya mempunyai beberapa downline. Upline dapat kita samakan sebagai orang tua dalam pohon keluarga, bertugas membantu downline dalam mengembangkan jaringan.

Downline merupakan anggota yang menjadi anggota MLM. Dapat kita analogikan sebagai anak dari upline. Karena di beberapa perusahaan MLM tertentu ada batasan dalam memiliki downline, maka penempatan posisi member baru dalam skema jaringan downline dapat ditempatkan sebagai cucu atau cicit dalam bagan keluarga.

Starter pack adalah sepaket barang yang diberikan sewaktu mendaftar menjadi anggota suatu perusahaan MLM.

Tutup point musti dilakukan seorang anggota perusahaan MLM sebagai syarat menerima bonus(jika ada) pada periode tertentu(pada umumnya tiap bulan). Jika anggota MLM tidak tutup poin maka secara otomatis bonusnya akan hangus/hilang(jika pada periode tertentu si anggota semestinya mendapat bonus).

Bonus adalah pendapatan seorang anggota MLM atas hasil kerjanya. Banyak hal yang dihargai oleh perusahaan MLM, namun apa saja hasil kerja yang diberikan oleh perusahaan MLM dan berapa besarannya tergantung kebijakan dari masing-masing perusahaan MLM.

Tuesday, February 16, 2010

Olahragawan sejati

Olah raga, salah satu kegiatan yang dibutuhkan dan penting bagi kehidupan manusia. Jika dilihat dari hal yang paling mendasar, manfaat olah raga adalah membuat badan kita sehat, selain asupan gisi yang seimbang dan pola hidup yang baik. Olah raga berdampak pada keseimbangan metabolisme tubuh, mengeluarkan zat-zat yang berlebihan di dalam tubuh dan dapat sebagai sarana detoksinasi.

Dari sudut pandang yang lain, olah raga juga dapat membentuk pribadi yang lebih baik. Di dalam dunia olah raga kita dituntut untuk lebih sportif dan jujur. Tidak malu mengakui keunggulan atlet lain, dan jika anda ingin menjadi atlet yang sukses, jangan berhenti pada titik mengakui kehebatan para pesaing anda, anda harus lebih giat berlatih supaya ganti anda yang diakui keunggulannya dari pesaing anda. Tidak mudah cepat puas dan putus asa merupakan nilai lain jika anda ingin menjadi atlet yang sukses. Namun alangkah lebih baik lagi jika anda tidak menjadi sombong atas kesuksesan anda.

Sekedar ingin berbagi mengenai pengalaman pribadi. Saya termasuk orang yang mempunyai kemampuan di bidang olah raga, namun mungkin bukan merupakan pilihan dari teman-teman saat berolahraga. Kebetulan olah raga yang saya gemari adalah olah raga beregu. Saya mampu beradaptasi dengan teman waktu permainan dimulai, namun tujuan saya adalah bermain dengan baik, dalam artian tidak banyak melakukan kesalahan dan berguna bagi regu saya. Yang menjadi masalah, saya tidak menjadikan kemenangan sebagai tujuan saya terkecuali pada saat bertanding. Pada saat latihan saya merasa puas jika telah bermain baik, kemenangan merupakan bonus bagi saya. Saya juga memilih bermain aman, dalam artian lebih berhati-hati, supaya saya atau teman latihan jangan sampai ada yang cidera menggingat usia saya dan teman sepermainan.

Saran saya, jika anda ingin menjadi olahragawan anda tetap dapat mengambil nilai positif dari diri saya, yaitu bermain baik dan hati-hati namun anda harus memiliki nilai yang lain, jangan mau kalah dan tetaplah rendah hati.

Apa yang membuat anda merasa lebih dari orang lain? Apakah di bidang yang anda pilih tidak ada orang yang melebihi kemampuan anda?

Monday, February 8, 2010

Mulilevel Marketing (bagian 1) Apa itu multilevel marketing?

Multilevel marketing atau lebih kita kenal dengan MLM merupakan salah satu bentuk manajemen pemasaran yang ada. Sistem ini menggunakan konsumen sebagai bagian dari pendistribusian suatu barang dan sekaligus menjadikan konsumen sebagai bagian dari tenaga pemasaran dari perusahaan. Karena sistem marketing dan pendistribusian barangnya sedemikian rupa maka perusahaan telah mengurangi beban usahanya dalam pendistribusian dan marketingnya. Mereka membuat rantai distribusi lebih pendek, yaitu dari perusahaan langsung ke konsumen. Tidak seperti perusahaan konvesional yang rantai distribusinya panjang. Mulai dari perusahaan sebagai produsen, lalu distrbutor, agen, pengecer dan berakhir ditangan konsumen.

Lalu dengan skema distribusi yang semacam itu dan manajemen pemasaran yang berbeda apakah menjadikan harga barang yang dijual menjadi lebih murah? TIDAK.Karena sebetulnya yang dilakukan adalah mengalihkan alokasi dana yang semestinya dipergunakan dalam proses pendistribusian barang dan materi marketing(termasuk iklan ataupun tenaga kanvaser/kelilingan) ke dalam BONUS untuk para anggotanya. Dan tidak menutup kemungkinan harga barang lebih mahal jika dibandingkan dengan produk yang sama kualitasnya. Kita tidak mungkin mendapatkan barang dari suatu MLM dipasar bebas, karena itulah salah satu strategi penjualan dari MLM, kecuali MLM itu sudah tidak sehat,maka produknya sudah tersebar dipasar secara bebas, dan yang lebih parahnya lagi harga produk ditentukan oleh pasar.

Tulisan ini merupakan perkenalan tentang MLM. Nantikan tulisan berikutnya :).

Friday, February 5, 2010

Masalah dihadapi, resiko dihimdari(diminimalisir)

Dua penangganan yang bertolak belakang, masalah ada untuk dihadapi, sedangkan resiko perlu dihindari. Namun keduanya saling berhubungan, dan urutan yang terjadi adalah meminimalisir resiko dan selanjutnya menghadapi 'sisa' resiko setelah pengambilan keputusan.

Seperti tulisan saya sebelumnya yang membahas tentang keputusan yang kita ambil pastilah ada 'sisa' resiko yang mesti kita tanggung. Untuk mendapat hasil yang maksimal atau sesuai dengan keinginan kita, akan lebih baik jika keputusan yang kita ambil beresiko seminimal mungkin. Setelah menimbang-nimbang pilihan mana yang sesuai dengan keinginan kita dan beresiko paling kecil maka kita tentukan apa yang menjadi pilihan kita. Kita berharap keputusan itu merupakan keputusan yang terbaik, dan akan menjadi baik adanya.

Namun anda jangan bernapas lega dahulu, karena sebaik apapun keputusan yang kita ambil pastilah ada 'sisa' resikonya. Kita harus berani menghadapi masalah tersebut. Jika anda tidak siap hal yang biasa terjadi adalah menghindarinya. Yang menjadi titik perhatian setelah kita mengindar dari masalah, apakah sudah selesai? BELUM !!! Karena menghindar dari masalah sebenarnya hanya mengulur waktu, kita harus tetap menghadapinya.

Masalah yang harus dihadapi tidak semata-mata bersumber dari keputusan yang kita ambil. Tidak menutup kemungkinan berasal dari alam atau orang lain. Sebagai contoh adalah kehancuran rumah karena gempa(bencana alam) atau kebakaran karena kecerobohan anggota keluarga kita. Itu saya anggap suatu masalah, namun setelah rumah kita rusak, apakah kita harus merenung, bersedih? Boleh merenung atau bersedih karena itu ungkapan perasaan. Setelah itu, ya anda harus terus memikirkan kelanjutan hidup anda.

Yang ingin saya sampaikan, tidak mungkin anda terus menghindar dari masalah, memecahkan masalah akan membuat anda telah menyelesaikan sedikit dari total beban hidup anda. Setujukan anda?

Tuesday, February 2, 2010

Hargailah prestasi orang lain

Pernahkah anda memandang sebelah mata prestasi seseorang? Entah itu saudara, teman bawahan anda. Jika jawabannya YA, alangkah akan lebih baik jika anda berusaha untuk mengubahnya, sesuai dengan dengan kata pepatah ‘ diatas langit masih ada langit’.

Tulisan ini terinspirasi dari kejadian sewaktu saya masih di bangku sekolah dasar, saya lupa waktu itu saya kelas berapa namun itu tidak terlalu penting. Inti masalahnya bermula dari adik sepupu(SS) saya yang ditanya oleh kakak sepupu saya (ES), ED bertanya ‘dapat ranking berapa ?’ dan sejurus SS menjawab ‘ranking 5 kak’. Sang kakak sepupu mengatakan alangkah pandai kamu SS bisa mendapat ranking 5. Karena EGO saya bekata ‘ kalau kelas X dapat ranking di kelas sudah biasa, bahan pelajarannya kan masih relative lebih mudah’. ED menasehati saya ‘ kamu tidak boleh berkata seperti itu, kalau kamu mengatakan bahan pelajaran kelas X lebih mudah, apakah kamu juga mendapat ranking sewaktu kelas X? kamu dapat mengatakan bahwa pelajaran di kelas X gampang saat ini, karena kamu sudah melalui nya(semacam phase of life)’.

Dan hal ini sebaiknya menjadikan kita untuk tidak memandang sebelah mata atas prestasi seseorang. Mereka tentu mempunyai kemampuan, dan belum tentu dengan parameter-paramater tertentu kita mendapat prestasi yang baik seperti presatasi yang diraih seseorang dengan keadaan yang sama. Yang menjadi lebih penting lagi hal ini bukan hanya pada lingkungan sekolah, namun pada semua aspek kehidupan kita. Pada lingkungan pekerjaan, lingkungan social(kemampuan bersosialisasi) dan lain-lain.

Apakah anda masih akan memandang remeh prestasi seseorang?