Thursday, March 18, 2010

Tidak ada yang abadi di dunia ini KECUALI PERUBAHAN

Suatu hal yang saya yakini dan saya diyakinkan dengan pernyataan dari seseorang yang baru saya kenal 4 jam. Dalam suatu percakapan yang santai dengan orang yang baru saya kenal, meluncurlah sebuah pernyataan 'tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan'.

Sebelumnya akan saya akan sedikit bercerita tentang orang tersebut (inisial M) dan yang melatarbelakangi perkenalan saya dengannya. Kebetulan tunangan saya menjadi anggota franchise dan salah satu hak dari tunangan saya adalah mendapat kunjungan dari pusat untuk mengevaluasi usahanya. Sebagai pihak yang kedatangan tamu, saya sedikit mengenalkan beberapa macam makanan tradisional dari daerah tempat saya tinggal(kebetulan saya berdomisili di sebuah kota yang menjadi salah satu tujuan wisata dan wisata kuliner menjadi salah satu daya tariknya, Surakarta atau lebih dikenal denpan sebutan Solo).

Pembicaraan dari awal pertemuan kami sudah pasti lebih banyak tentang usaha yang digeluti tunangan saya, namun Bapak M ternyata mempunyai wawasan luas, dan dapat beradaptasi dalam bersosialisasi dengan cepat. Mungkin pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, dia berdomisili di ibukota negara(Jakarta). Sembari berbagi pengalaman dan wawasan yang menyangkut usaha tunangan saya, terselip pembicaraan yang pokok bahasannya cukup umum, dan entah dari mana awal mulanya, maka terucap pernyataan dari Bapak M 'tidak ada yang abadi/kekal di dunia ini kecuali perubahan'.

Saya sangat setuju dengan hal itu dan menjadi yakin akan pandangan saya setelah mendengar pernyataan Bapak M. Orang yang baru saya kenal kurang dari 24jam. Coba kita amati, mulai dari kehidupan ekonomi sampai sosial semuanya berubah dengan dinamis menyesuaikan dengan berjalannya waktu.

Contoh dari aspek ekonomi, pada awal tahun 80an, sepatu bata menjadi salah satu merk favorit, namun seiring berjalannya waktu, merk luar pun mulai mengambil alih peran sepatu bata. Walau tidak dipungkiri masih ada pengemar atau pemakai setia dari bata, namun kue(bagian) pangsa pasarnya telah tergerus/berkurang oleh merk lain. Bahkan dalam tulisan marathon(100 edisi) pakar marketing (Hermawan Kertajaya) di salah satu harian terkemuka juga sepaham jika perubahan mutlak diperlukan untuk berkembang atau minimal sekedar bertahan.

Dari segi kepribadian, hal tersebut(perubahan) juga diperlukan, supaya kita menjadi orang yang lebih baik. Dengan menjadi orang mau mengembangkan dirinya, diharapkan hidup yang kita jalani akan lebih baik lagi. Pengembangan diri dapat dari aspek prilaku, pandangan hidup, keahlian, dan masik banyak lain.

Dalam mengembangkan diri juga tidak terlalu sulit, asal kita mau membuka diri dan mempunyai niat. Membuka diri adalah hal yang perlu dilakukan agar kita jangan tebelenggu dalam suasana pembenaran diri, karena hal itu menghambat pemgembangan diri kita. Namun jangan terlalu dibuka, karena akan berbahaya jika tidak ada penyaringnya, kita akan salah arah jika tidak menyaring masukkan yang kita terima.

Nah,siapkah kita untuk berubah?

No comments: