Friday, March 5, 2010

Pengamen

Orang atau sekumpulan orang yang mempunyai keahlian dalam bidang seni, mempertunjukkan keahliannya dalam bidang seni dan 'berharap' apresiasi dari yang menikmati karya seninya.

Kenapa kata berhara saya beri tanda kutip, karena menurut saya hukumnya tidak wajib untuk memberikan apresiasi. Karena seni sifatnya subyektif, tidak terukur malah lebih cenderung atas dasar suka atau tidak suka(like and dislike). Apresiasi kepada karyaseni juga bermacam-macam, dapat berupa penghargaan, tepuk tangan(tanda menyukai atau kagum) namun juga dapat berupa materi.

Nah, sekarang saya akan mencoba mengutarakan pendapat saya mengenai seni di bidang tarik suara. Saya akan memberikan materi berupa uang kepada pengamen, jika saya merasa suka dengan keahliannya bermusik, santun(dalam artian mereka tetap 'berharap' apresiasi) dan menghargai apresiasi saya. Yang saya tidak suka dari pengamen adalah mereka 'memaksa' diapresiasi, hanya menjadikan pengamen sebagai kedok mengemis(bermodalkan alat musik yang terbuat dari tutup botol minuman bersoda, tanpa menyanyi,kadang dibumbui muka masam ketika tidak diberi uang), atau pengamen di pusat keramaian dimana setiap beberapa menit silih berganti pengamen datang dan lebih parahnya terkadang alat musik yang digunakan sama.

Memang banyak cerita pengamen menjadi orang terkenal. Dan mungkin dari pengamen merupakan jalan untuk menyalurkan hobi seni atau jalan menuju sukses. Namun alangkah lebih bijak jika anda menyalurkan hobi anda tanpa menganggu kenyamanan orang lain.

Tulisan ini untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci atas pengunaan kata pengamen pada tulisan saya dengan judul 'Teguran di Persimpangan Jalan'. Mohon maaf jika ada pihak yang kurang berkenan dengan tulisan-tulisan saya.

No comments: