Thursday, March 25, 2010

Manajemen keuangan itu fleksibel

Manajemen keuangan fleksibel disini dikarenakan disesuaikan dengan masing pekerjaan anda. Bukannya kita dapat merubah(pada umumnya pengeluarannya membengkak) sesuai keinginan kita, bukannya karena kebutuhan terutama kebutuhan yang mendadak.

Tiap pekerjaan yang kita tekuni memiliki manajemen keuangan yang berbeda-beda. Meskipun sama-sama berdagang, tentunya akan berbeda cara mengatur keuangan jika jenis barang yang diperdagangkan juga berbeda.

Contohnya usaha dagang dengan barang dagangan barang kebutuhan pokok (lebih dikenal dengan toko kelontong /meracangan) dengan toko pakaian. Toko yang menjual barang kebutuhan pokok akan lebih mementingkan omsetnya. Karena mayoritas keuntungannya relatif kecil, namun toko yang menjual pakaian tentunya akan cenderung lebih mengutamakan kualitas dari laba. Hal ini dikarenakan orang tidak tiap hari membutuhkan(membeli) pakaian sedangkan barang kebutuhan pokok dibutuhkan setiap hari oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Meski sama-sama bekerja sebagai pedagan, namun manajemen keuangannya sudah berbeda. Bagaimana kalau pekerjaannya berbeda jauh? Semisal petani dan karyawan. Karyawan tiap awal bulan menerima gaji, mereka perlu mengatur keuangannya agar dapat bertahan hinga akhir bulan. Sedangkan petani menerima pendapatan tiap habis memanen dan harus menyisakan sebagian pendapatannya untuk persiapan musim tanam berikutnya dan mengatur pendapatannya sampai masa panen berikutnya.

Lebih enak yang mana? Pedagang yang setiap hari memperoleh pendapatan, karyawan yang tiap bulan mendapat gaji atau petani yang pada masa panen mendapat penghasilan? Pendapat saya, sama saja. Karena pendapatan tiap hari dari pedagang dalam satu bulan kurang lebih equivalen(setara) dengan gaji karyawan tiap bulannya. Begitu juga jika pendapatan karyawan dan pedagang dibandingkan dengan pendapatan petani. Yang berbeda hanya waktu penerimaannya saja.

Untuk jumlah pendapatan, tergantung dari besar kecilnya usaha. Jika petani ingin berpendapatan lebih maka yang harus dilakukan adalah menambah luas tanah garapan, sedangkan pedagang dengan menambah omset penjualan dan karyawan dengan naik jabatan.

Hal ini menarik untuk saya tulis atas dasar keluhan seorang teman yang berprofesi sebagai petani. Dia mengeluh karena pendapatan yang diperolehnya beberapa bulan sekali.

Sebenarnya yang menjadi masalah bukan kapan kita mendapatkan penghasilan, namun bagaimana mengelola pendapatan kita. Setujukah anda akan hal ini?

No comments: