Monday, January 25, 2010

Mulutmu harimaumu

Ungkapan ini akan menjadi benar, jika kita tidak berhati-hati dalam mengungkapkan sesuatu. Meski media yang saya gunakan adalah pesan singkat melalui operator seluler, namun bukankah itu juga merupakan kepanjangan dari mulut kita. Telah terjadi hal yang membuat saya menyesal atas pesan singkat kepada teman saya, karena pilihan kata yang kurang pas dan sentuhan hiperbola, hal ini berdampak atas hubungan pertemanan kami, walau permintaan maaf telah saya sampaikan, namu sedikit banyak pasti membawa dampak kepada hubungan kami.

Kejadian bermula saat meyampaikan kejadian dimana yang menjadi obyek berita adalah keluarga dari teman saya (inisial JT). Kami memang sudah lama berteman dan bercanda merupakan hal mutlak saat kita berkumpul dengan teman-teman yang lain. Namung karena ini menyangkut keluarganya, reaksi yang diterima akan lebih serius, ditambah sentuhan hiperbola. Mungkin reaksi teman saya tidak akan lebih serius jika pesan saya tidak berkaitan dengan keluarganya.

Namun hal ini jangan sampai menjadikan suatu alasan untuk pembenaran diri atas tindakan saya. Walaupun bercanda, tentunya kita harus lebih dapat membaca situasi dan selalu mawas diri. Memang nasi sudah menjadi bubur, yang dapat saya lakukan hanya meminta maaf dan belajar untuk dapat bersosialisasi dengan lebih baik lagi. Juga untuk pembaca semua, maafkan jika ada tulisan saya yang berkenan, saya akan sangat berterimakasih jika kekurangan saya disampaikan dalam komentar, karena tiada manusia yang sempurna, dan kritik mengantar kita untuk menjadi lebih baik.

Wednesday, January 20, 2010

Nasionalisme penangkal perdagangan bebas

Kenapa orang-orang meributkan keterlibatan indonesia dalam perdagangan bebas dengan Tiongkok? Apakah bangsa kita akan selamanya bersembunyi di belakang kebijakan pemerintah dari perdagangan bebas?

Perdagangan bebas sudah tidak dapat kita hindarkan. Yang dapat kita usahakan hanya agar bangsa ini tetap bertahan dalam dunia perdagangan bebas. Bagaimana caranya? Dengan menimbulkan kembali nasionalisme kita. Kenapa?

Dengan nasionalisme yang tinggi, kita pasti bertahan. Bagaimana Tiongkok menjadi gurita ekonomi dunia? Karena rakyat Tiongkok bangga dengan bangsanya dan mereka tidak malu dalam menggunakan produk lokal.

Penggunaan produk lokal amat besar dampaknya dalam ketahanan ekonomi dalam negeri. Saya contohkan penggunaan pakaian merk lokal. Anda berarti telah memberi penghidupan kepada beberapa jiwa. Mulai dari yang melakukan proses produksi hingga yang menjalankan distribusi. Bayangkan jika semua barang kebutuhan kita sehari-hari kita menggunakan produk lokal, apakah perdagangan bebas masih menakutkan?

Lalu bagaimana dengan rakyat yang dapat dikategorikan dalam golongan ekonomi menengah ke bawah atau penduduk di pedesaan? Mereka dpt turut andil dalam ketahanan ekonomi kita, sadarkah anda siapa yang menyediakan bahan mentah bagi industri? Siapa yang menghasilkan kapas? Siapa yang menghasilkan pangan untuk semua rakyat indonesia?

Tapi bagaimanapun,pemerintahlah yang menjadi penentu bangsa ini akan dibawa kemana, bak nahkoda dari sebuah perahu. Yang pasti, kita juga punya andil dalam mempertahankan perekonomian kita. Maukah dan sudahkah anda mengambil peran itu?

Monday, January 11, 2010

Tidak Ada keputusan/tindakan yang BENAR !!!

Mungkin akan terbesit di benak pembaca, 'Apa orang ini sehat jasmani&rohani? Sudah putus harapankah yang menulis artikel ini? Atau jangan-jangan penulis akan mengikuti tren saat ini (bunuh diri di pusat perbelanjaan)?'

Sebenarnya saya hanya ingin berbagi, bahwa sebenarnya memang tidak ada keputusan/tindakan yang benar. Apapun yang anda putuskan/perbuat, anda hanya memilih pilihan yang paling baik dari sekian banyak pilihan. Sebaik apapun pilihan yang anda pilih, pasti ada sisi kesalahan/dicela oleh orang lain. Karena pandangan tiap orang berbeda berdasarkan banyak faktor,yaitu faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, dan masih banyak lagi.

Seperti halnya hukum ekonomi, semua pilihan ada nilai positif dan negatifnya. Sebagai contoh, saat kita akan membeli baju. Pilihan pertama kita beli di departemen store, kelebihannya kualitas bahan dan proses produksinya bagus, kekurangannya dari segi harga yang relatif mahal. Pilihan kedua jika ingin membeli di pasar tradisional dengan kelebihan harga relatif murah namun terdapat kekurangan dari kualitas bahan dan proses produksinya. Sekarang giliran kita yang menentukan pilihan, berdasar kebutuhan dan keuangan kita tentukan pilihan kita,dan kita harus menerima segala kekurangan dan kelebihan dari pilihan yang kita tentukan.

Mungkin itulah gambaran mengapa keputusan/tindakan kita tidak pernah benar, pasti ada sisi negatifnya. Yang dapat kita lakukan hanya memilih keputusan yang terbaik supaya kita jangan menyesal nantinya. Setujukah anda dengan pendapat saya?

Catatan : Karena banyak komentar baik melalui facebook maupun di blogger yang mengasumsikan bahwa topik ini berkaitan dengan suatu barang, maka saya perjelas, bahwa topik ini dapat diaplikasikan di semua bidang. Anggaplah perjalanan hidup adalah persimpangan jalan, dimana setiap saat kita harus memilih/memutuskan suatu keputusan, maka yang dpat kita pilih adalah pilihan yang tebaik, dengan catatan selalu ada sisi negatif yang harus kita tanggung.

Monday, January 4, 2010

CERMIN itu LANGKA atau MAHAL?

Di tiap kota dapat dipastikan kita dapat menemukan penjual cermin. Semua pengendara kendaraan bermotor juga menggunakan cermin untuk membantunya dalam berkendara. Lalu mengapa cermin itu langka atau mahal? Karena cernin yang saya maksud digunakan manusia yang ingin mengembangkan dirinya.

Kenapa manusia sulit untuk melihat dirinya terlebih dahulu sebelum menegur atau membicarakan orang lain. Kenapa manusia selalu merasa dirinya adalah yang paling benar? Jawabannya hanya satu, EGO. Karena ego ini orang menjadi congkak. Orang lebih mementingkan harga diri daripada menjadi orang yang tau diri. Ada beberapa orang suka memberikan kritik terhadap orang lain tanpa melihat terlebih dahulu kepribadiannya seperti apa.

Apakah mereka tidak menjadi lebih malu karena kritik yang mereka tujukan kepada orang ternyata juga terdapat dalam diri mereka. Entah kritik itu adalah kritik atas kelakuan orang lain ataupun kepribadian orang lain. Kenapa mereka tidak bercermin terlebih dahulu sebelum melontarkan kritik?

Saya bukan tipe manusia yang menutup diri akan kritik, karena kritik dapat membuat orang lebih berkembang, namun alangkah lebih baik jika yang melontarkan kritik telah mengkritik dirinya sendiri. Untuk kritik yang menyangkut fisik, saya sama sekali tidak setuju, karena itu anugrah Tuhan, dan mereka akan menjadi sangat sensitif dengan itu. Fisik yang saya maksud adalah yang bersifat bawaan dan tidak dapat dirubah, seperti tinggi badan, rambut botak, warna kulit dll.

Sudahkah anda bercermin hari ini?

Saturday, January 2, 2010

Kapan ANAK dianggap DEWASA?

Apakah setelah si anak berusia 17 tahun? Setelah si anak mendapat KTP(dianggap dewasa oleh negara)? Setelah si anak bekerja? Setelah si anak menikah? Setelah si anak beranak pinak?

Di sini saya ingin berbagi, kenapa kita(kaum anak) sebagian besar dianggap masih belum dewasa oleh orang yang lebih tua. Seakan-akan kita tidak bisa berkembang menjadi dewasa, dan selalu melakukan kesalahan. Kesalahan itu wajar, namun akan lebih baik jika kesalahan menjadikan si anak menjadi berkembang. Secara umum, jika saya bertanya apakah anda tidak pernah salah? Baik anda yang berusia muda maupun yang sudah berumur, anda pasti akan menjawab pernah, jika anda menjawab tidak, apakah anda TUHAN? Yang sudah berumur juga pernah melakukan kesalahan, tapi mengapa orang yang lebih muda ketika melakukan kesalahan seakan-akan dunia menjadi kiamat karena kesalahan ya diperbuatnya? Kenapa jika yang melakukan kesalahan yang sudah berumur, mereka akan lebih sulit untuk meminta maaf? Apakah ego mereka lebih tinggi untuk mengakui kesalahan yang diperbuatnya? Sulitkah bagi mereka untuk menjadi gentle man?

Maafkan saya jika pembaca sudah berumur dan merasa terpojokkan dgn tulisan saya diatas. Sebenarnya saya hanya menginginkan orang bertoleransi, bisa mengerti dan memahami orang lain. Pertengkaran antara anak dan orang tua akan sesuatu hal atas kesalahan anak dapat dihindari, jika mereka dapat berkomunikasi dengan lebih baik, mereka bisa saling mengerti akan kebutuhan dan keadaan masing-masing. Apakah sulit bagi anak untuk mengerti keinginan orang tua? Apakah juga menyulitkan orang tua untuk mengerti impian si anak dengan memahami gejolak muda dari si anak?
Seperti tulisan saya tentang fase kehidupan, apakah orang tua sewaktu muda tidak pernah berbuat salah? Apakah orang tua sewaktu muda juga dipersalahkan orang tua mereka sewaktu berbuat salah dan melakukannya kepap anak2 mereka? Tidak kah lebih baik jika orang tua tidak menyalahkan/mengatur anak mereka terlalu jauh, dengan masukkan berdasar pengalaman dari orang tua saya rasa akan menjadi lebih berarti untuk si anak dalam mengambil keputusan, karena anak juga berkembang dan tentunya dapat berpikir dalam mengambil keputusan.

Angan-angan yang terlalu tinggi untuk dicapai? Hanya diperlukan komunikasi dan toleransi, beratkah hal tersebut?