Tuesday, March 17, 2009

Passive Income ? Bullshit!!!!! (If you want get maximal)

Kasar dan brutal ya? Tapi ini kenyataannya, saya menghargai buku dari Pak Robert T Kiyosaki(Rich Dad Poor Dad), dibukunya terdapat beberapa wacana baru tentang usaha dan pendapatan, tapi saya tidak setuju dengan anggapan passive income, dengan catatan seperti yang saya tulis di atas 'Jika anda ingin hasil yang maksimal'.

Tidak ada di dunia ini anda bisa mendapatkan uang sedangkan anda tidur-tiduran. Ongkang-ongkang kaki tapi dapat uang. Jika anda berinvestasi (biarkan uang yang bekerja untuk anda :p ), adalah benar adanya anda mendapat kelebihan 'value' atau keuntungan tanpa bekerja. Disini kita bisa contohkan berupa emas, harga saham, atau property. Vaaluenya naik? Tentu, tapi apa anda sadar, harga kebutuhan pokok juga naik? Untungkah? Yap, anda mendapat untung, dan sangat besar jika dibandingkan dengan bunga bank, bahkan mungkin lebih besar dari bunga deposito. Tapi tunggu dulu, ulasan semua ini hanya berlaku jika keadaan ekonominya normal, atau tidak ada krisis seperti yang sekarang terjadi(akhir 2008 - awal 2009).

Nah apa jadinya jika anda hanya ongkang-ongkang kaki, tidur-tiduran, nonton tv atau apalah yang menjadi hobby anda dalam membuang waktu, apakah nilai value anda bertambah? Wah bisa-bisa kalau anda membuka telinga untuk mendengar berita, anda bisa kena serangan jantung ( ihhh, amit-amit, omongannya jelek banget, dari tadi kok ndak ada bagus-bagusnya, sekali-kali ambil dari sudut pandang positif donk :) ). Ya maaf kalau apa yang saya tulis terlalu jujur. Tujuan saya hanya mau mengatakan, jika anda ingin mendapat hasil yang anda harapkan(mungkin tidak sampai ke batas maksimal) anda harus sering membuka telinga, baca berita.

Point dari judul yang saya pilih, masihkah ada passive income? Tidak, semua butuh waktu untuk mendapatkan hasil yang anda harapkan. Bagaimana kalau MLM, bukankah JIKA downline saya bekerja saya mendapat passive income? Jika anda tidap SUPPORT downline anda, apakah anda mendapatkan hasil yang anda harapkan??? Mustahil jawaban saya. Saham, Property dan emas, bukankah valuenya naik terus?? Ya, tapai bagaimana saat menghadapi krisi seperti sekrang ini, saham rontok, property tumbang, emas membumbung tinggi ( nah ada kan passive income), eitt tunggu dulu, coba anda cek, apakah kebutuhan belanja anda tidak bertambah banyak?? Inflasi teman, kita juga dilanda inflasi. Value yang anda dapat mungkin hanya lebih besar dari bunga bank, tapi anda juga harus hati-hati, kalau anda tidak membuka telingga bisa-bisa anda masuk ke jurang 'tumbang' dan 'rontok' seperti saham dan property.

Kerja apapun itu pasti membutuhkan waktu untuk memantaunya. Setujukah anda akan hal ini? Maaf jika akhir-akhir ini banyak tulisan saya dengan judul kebarat-baratan, bukannya saya tidak cinta indonesia atau tergerus dengan gelombang budaya barat, namun saya bercita-cita untuk membagikan ide-ide yang saya tulis kepada orang asing, namun keterbasanlah bahasa inggris dan pengetahuan budaya barat yang menghalanginya :).

Sunday, March 1, 2009

Cuek (sometimes) is the best

Yaaaa...., mana ada orang yang mau bergaul dengan orang cuek? Ngselin! Inilah mayoritas pandangan kita dengan kata 'cuek' atau tidak mau tau(tentang keadaan atau sekitarnya). Memang asumsi kita akan selalu negatif dengan kata 'cuek'(maaf jika sebagian orang tidak sependapat dengan saya)

Sikap yang mungkin tidak menyenangkan di kehidupan sosial. Namun akan menjadi perlu juga kita terapkan di kehidupan sosial. Lohhh, kok perlu? Iya, akan menjadi perlu untuk orang yang suka bermain perasaan.

Coba kita ambil contoh kasus pertemanan. Pada umumnya, kita akan keluar dengan kelompok orang yang sama (mungkin bisa seperti semacam group). dan jika pada suatu ketika, semua kelompok group itu akan keluar untuk makan dan mereka lupa untuk memberitahu si A (kita sebut saja begitu, dengan catatan si A ini tipe orang yang lebih memakai perasaan daripada logika). Entah itu disengaja ataupun tidak (dan sebenarnya tidak ada hukum tertulis untuk memberitahu semua anggota group mengenai kegiatan yang akan dilakukan). Suatu hari si A mengetahui acara tersebut dan sedih dengan keadaan ini, merenung, intropeksi diri dll(mungkin sampe menangis, maaf kalau pembaca mengalami hal yang sama). Dan mulai ada beberapa pertanyaan yang muncul di benaknya 'apakah saya kurang diterima di grup itu? Apakah saya sudah dilupakan oleh teman-teman saya? ' dan masih banyak pertanyaan yang muncul dan semuanya membuat si A menjadi minder.

Jika si A tidak memiliki sedikit rasa cuek, dia bisa-bisa terkena depresi (hiiii...,mengerikan amat). Jika saya jadi si A, saya akan berpikiran, mungkin mereka kelupaan memberitahu saya, mereka tidak akan mau bergaul dengan saya jika memang mereka tidak suka dengan saya. Jadi kalau anda tidak dikabari, ya anda yang konta mereka. Kalau ada pandangan wah, anda hanya mengontak kami jika anda butuh! Ya memang, karena memang itulah teman, ada di saat butuh, dan bersiaplah menolong jika ada teman juga membutuhkan bantuan anda.

Jadi apa cuek itu selalu negatif? TIDAK, jika anda mengunakan dengan porsi yang tepat, setau saya, semua jika kita gunakan secara tepat akan menjadi baik hasilnya. Bagaimana contohnya ? Saya tidak bisa menjawab, karena itu bergantung kepada pribadi masing-masing, tapi saya juga sedang belajar tentang kehidupan yang begitu INDAH.

Pembenaran Diri (pendukung)

Sudah menjadi sifat manusia untuk mencari pembenaran diri atas keputusan yang diambil maupun atas prinsip yang menjadi pegangan hidupnya. Hal ini bukan sesuatu yang aneh, dan sangat wajar adanya, karena manusia akan menjadi lebih lega jikalau ada orang yang mempunyai pendapat yang sama atas prinsip hidup atau kesamaan pandangan atas keputusan yang diambilnya. Saya yakin anda yang membaca ini, juga pernah mengalaminya.

Jika kita bertukar pendapat dengan teman ataupun orang lain atas keputusan yang telah kita ambil atau prinsip hidup kita, dan jika jawaban orang itu sama dengan pendapat kita, tentu kita mendapat ke-LEGA-an. Hendaknya anda jangan terlena dengan kesamaan pendapat ata pandangan dengan orang lain. Anda harus tetap berkaca, dan terus belajar untuk mengetahui apakah anda benar atau salah.

Namun apakah kelagaan itu yang kita cari? Jika pendapat orang itu berbeda dengan kita, tentu ke_KECEWA-an yang kita dapat. Menurut saya, sebenarnya orang tidak perlu tidak percaya diri (PD) atas perbedaan pandangan atau prinsip dengan orang lain. Karena orang diciptakan unik dan diberi akal budi. Unik, ya memang manusia diciptakan unik, dan ada kemungkinan perbedaan pandangan dan keyakinan, karena hal itulah sebenarnnya perbedaan padangan ataupun prinsip adalah wajar. Bagaimana jika prinsip saya salah? atau pandangan saya salah? Ya, mana ada orang yang tidak pernah salah, hal itu wajar, dan dapat dimaklumi, tapi alangkah baiknya jika anda berusaha untuk memperbaikinya. Namun saya juga mempunyai suatu masalah untuk merumuskan apa itu 'benar' dan apa itu 'salah'. Bukankah masing-masing individu akan memiliki jawaban yang berbeda untuk kasus yang sama, bukankah 'benar' dan 'salah' menjadi sesuatu yang kasusistis?

Jadi jika anda sudah mengambil keputusan(seperti tulisan saya yang berjuul'PILIHAN'), maka bertanggung jawablah akan keputusan anda, dan tanggung lah segala konsekuensinya(bisa juga diartikan 'Kompensasi' seperti tulisan saya sebelumnya, maaf setengah beriklan :) ). Jika sudah benar(menurut anda) maka lanjutkanlah, jika salah(menurut anda juga) maka beranilah untuk mengakui dan segera perbaiki.

Sulit???? Memang sulit, karena berani untuk mengakui itu sudah membutuhkan keberanian yang besar, kadang anda harus merendahkan harga diri anda, namun itu anda butuhkan jika ingin berkembang.


Apakah anda ingin berkembang? Berusahalah karena hidup ini penuh pembelajaran.